I'm Back
Sudah di tahun 2024 dan tak terasa blog ini sudah berusia lebih dari 10 tahun, tepatnya 16 tahun. Berawal dari berbagi tentang rajutan yang aku buat sampai akhirnya jadi blog isi gado-gado dan lama juga gak terisi lagi.
Mumpung semangat masih membara , kayaknya blog aystalaa akan kembali bercerita tentang dunia craft. Banyak sekali yang bisa kita kulik dari berbagai keterampilan ini dan tahu tidak kalau di Indonesia pemerintah juga menghargai keterampilan atau kriya sebagai salah satu ekonomi kreatif lho.
Jadi dulu sempat ada Bekraf atau Badan Ekonomi Kreatif yang dikepalai oleh ayahnya Sherina Munaf yaitu Triawan Munaf. Badan ini dibuat untuk mewadahi 16 sub sektor ekonomi kreatif dan bahkan menginisiasi Indonesia Creative Cities Network (ICCN) yang terus bergerak hingga hari ini.
Badan negara seperti Bekraf ini dibuat pemerintah karena setelah diteliti banyak pelaku ekonomi kreatif yang ternyata memberikan kontribusi aktif dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Sehingga pemerintah membuat badan khusus untuk memberikan bimbingan dan berbagai pelatihan di 16 sub sektor ini.
Lalu di periode kedua pemerintah pak Jokowi, Badan Ekonomi Kreatif ini ditiadakan dan akhirnya dilebur ke dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sehingga kebijakan tentang semua kegiatan pelatihan 17 sub sektor ekonomi kreatif dilaksanakan oleh Kemenparekraf. Oh iya sub sektor ekonomi kreatif bertambah 1 ya dengan sub sektor. Apa sajakah 17 sub sektor ekonomi kreatif itu? Berikut diambil dari laman Kemenparekraf
1. Pengembang Permainan
2. Arsitektur
3. Desain Interior
4. Musik
5. Seni Rupa
6. Desain Produk
7. Fesyen
8. Kuliner
9. Film, animasi, video
10. Fotografi
11. Desain Komunikasi Visual
12. Televisi dan Radio
13. Kriya
14. Periklanan
15. Seni Pertunjukan
16. Penerbitan
17. Aplikasi
Rajutan, Kenapa Tidak?
Kembali ke craft atau kriya yang aku tekuni masih sama yaitu rajut. Dan perkembangan dunia rajut semakin baik dalam hal inovasi dan variasi model serta motifnya. Saat ini pun mencari alat dan bahan semakin mudah, pemasaran juga ditunjang dengan digital sehingga pasar yang dituju semakin luas.
Hal ini juga ditunjang dengan maraknya produk rajutan yang dipakai oleh pemain drama Korea dan idol K Pop yang sedang digandrungi oleh kawula muda di dunia. Sehingga banyak penggemar yang tertarik untuk belajar dan atau membeli produk rajutan agar bisa sama dengan idola mereka.
|
sumber : instagram.com/_imyour_joy |
Namun demikian persaingan menjadi semakin banyak. Dan ini wajar saja asalkan dalam kondisi persaingan sehat artinya harga jual tidak merugikan salah satu pihak. Baik produsen dan kastamer sama-sama puas dengan harga yang disepakati. Sayangnya saat ini banyak penjual barang rajutan yang banting harga terutama di marketplace sehingga membuat produsen rugi sebenarnya.
Proses Merajut
Merajut adalah salah satu kerajinan atau keterampilan yang sudah pasti dimiliki oleh para perempuan. Penyebarannya di Indonesia berasal dari para nyonya Belanda yang menularkan hobi dan keterampilannya kepada perempuan Indonesia.
Tapi tahukah kamu kalau penemu pertama teknik rajut ini adalah lelaki penggembala di daerah Arab? Dari sebuah sumber mengatakan bahwa sejarah merajut dimulai ketika penggembala kambing berusaha membuat semacam kain dari benang wol dengan menggunakan semacam besi dengan kait di ujungnya. Hasilnya adalah selembar kain yang bisa digunakan sehari-hari. Lalu teknik ini menyebar ke berbagai wilayah dunia dengan berbagai perkembangan teknik dan motifnya masing-masing
Merajut secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu Crochet dan Knitting. Perbedaan mendasar terdapat pada alat yang digunakan. Crochet menggunakan hook dan Knitting menggunakan needle. Hook adalah semacam besi dengan kait di bagian ujung sedangkan needle adalah sepasang besi dengan ujung runcing. Keduanya sama-sama memerlukan benang yang akan saling terkait sehingga bisa menjadi produk kain dan lain-lain.
|
Contoh crochet |
|
Contoh Knitting |
Penasaran cara membuatnya?Bahasan tentang craft dan segala keunikannya akan aku bahas kembali di ulasan selanjutnya ya. Aku berharap makin banyak anak muda yang tertarik untuk mengembangkan kerajinan lokal masing-masing. Sehingga meningkatkan kesadaran atas kekayaan Indonesia di bidang kerajinan.