Siapa tak kenal
keberagaman budaya dan alam di Indonesia? Sejak jaman Hindia Belanda, beberapa
kota sudah menjadi tujuan wisata
yang populer di kalangan orang-orang
Eropa yang tinggal di negeri jajahan Kerajaan Belanda ini. Sebut saja
seperti Danau Toba,
Malang, Ungaran dan beberapa tempat lainnya. Karena keberagamannya ini pula
maka diperlukan sinergi agar keberlangsungannya bisa berjalan lancar.
Seorang Reza Permadi yang berasal dari Jakarta adalah pemuda yang mempunyai
impian membawa pariwisata Indonesia menuju “next level”.
Bersama sahabatnya,
Benarivo Triadi Putra (Rivo),
mereka membangun sebuah platform bernama
Atourin pada tahun 2019.
Platform yang awalnya adalah untuk membantu para wisatawan membuat itinerary
dan mempertemukan antara calon wisatawan dengan guide yang dipilih pada suatu
tujuan wisata mulai berkembang
menjadi sebuah perusahaan teknologi yang banyak membantu ratusan desa wisata di
Indonesia memasarkan paket wisatanya.
Kenapa Pariwisata?
Reza Permadi lulus di tahun
2014 dari Universitas Diponegoro jurusan Geologi ini memiliki ketertarikan pada
wisata dimulai dari hobinya untuk naik gunung bersama teman-temannya hingga
tercetuslah ide untuk memiliki usaha di pariwisata.
Sejenak setelah lulus kuliah Reza mendirikan Geotour yaitu penyelenggara tur
dan konsultan pariwisata berbasis geowisata. Pengertian geowisata adalah cara
berwisata untuk menikmati kawasan wisata sekaligus mendapatkan informasi
tentang alam dan budaya tempat wisata tersebut. Dari usahanya ini Geotour
mendapatkan beberapa klien dari perusahaan besar dan menjadi salah satu dari 10
besar Wonderful Startup Academy.
Beberapa proyek outing
corporate di Geotour bekerjasama dengan PT Wilmar, CNOOC Indonesia, Tech in Asia
Indonesia, Pertamina, Medco Energy, PT Paksigurdha Paramarta. Selain itu Geotour juga menjadi
konsultan di beberapa Geopark seperti Cilanguk Art Distict, Belitong Islang
geopark, Ranah Minang Geopark, Tanjung Lesung dan Palu Koro Geopark.
Teknologi Untuk Pariwisata
Di tahun 2017, Reza bertemu
Rivo di sebuah coworking space dan mereka sering berdiskusi tentang dunia pariwisata dan teknologi. Dari seringnya bertemu mereka memiliki passion yang sama walaupun berbeda latar belakang. Lalu disepakatilah untuk mendirikan perusahan bernama Atourin yang berkembang menjadi PT Atourin Nusantara sebuah platform dengan pendekatan teknologi untuk lebih mendekatkan dengan konsumen. Atourin
sendiri terinspirasi dari kata aturin yang memiliki arti bahwa mereka membantu
mengatur rencana perjalanan wisata. Di awal memang platform ini mempertemukan calon
wisatawan dan guide yang dikehendaki serta membantu membuatkan itenarary
perjalanan.
Ketika pandemi Covid-19 menyerang seluruh dunia maka mau tak mau dunia pariwisata ikut runtuh. Untunglah teknologi bisa membantu perkembangan wisata dengan adanya virtual tour yang juga dikembangkan oleh Atourin dengan membuat workshop untuk para tour guide seluruh Indonesia di bulan April 2020. Di kesempatan inilah penulis mulai berinteraksi dengan Reza Permadi dan Atourin yang alhamdulillah hingga kini masih terjalin baik.
Ketika virtual tour dikembangkan menjadi alternatif wisata dalam masa PPKM, peminatnya cukup tinggi bahkan bisa mengadakan 4 kali virtual tour dalam seminggu yang dipandu oleh tour guide berpengalaman di daerah wisata tersebut. Beberapa institusi pun tertarik untuk bekerjasama dalam pengembangan wisata alternatif ini agar pelaku wisata di daerah bisa ikut mengembangkan wisata walaupun dalam keadaan terbatas danm elalui teknologi Zoom dan Google Maps serta video streaming.
Seperti diungkapkannya
virtual tour bukan sebagai pengganti wisata konvensional namun sebagai
alternatif atau pilihan bagi wisatawan. Misalnya sebelum mengadakan perjalanan
wisata langsung ke lokasi, calon wisatawan bisa melihat kondisi lapangan
melalui virtual tour sehingga bisa mempersiapkan segala sesuatu sebelum bisa
hadir secara langsung di lokasi tersebut.
Kerjasama Dengan Berbagai
Stake Holder
Perkembangan teknologi yang
digagas Atourin ini tentu saja menarik berbagai pihak seperti stake holder dari
pemerintah maupun swasta yang memiliki keterkaitan dengan pariwisata dan
pengembangan ekonomi di desa-desa wisata. Tercatat mulai Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi kreatif Kementerian Komunikasi dan Digital,Kementerian Desa Pembangunan
Desa Tertinggal, Kementerian tenaga Kerja, UGLC Aspac, Bank Indonesia, Conversation
International Indonesia, kampus Universitas Negeri dan Swasta seperti Stipar Bandung dan Universitas Ciputra bahkan
perusahaan-perusahaan swasta terkemuka seperti ASTRA pun ikut mengadakan proyek bersama Atourin.
Untuk memantapkan keahlian
di bidangnya maka Reza Permadi atau sering dipanggil Reper ini juga menempuh pendidikan Magister Pariwisata
Berkelanjutan di Universitas Pajajaran yang diselesaikannya pada tahun 2023.
Bahkan di tahun 2021, Reza telah menulis dua buah jurnal bidang pariwisata bersama
dua rekannya yang berjudul “Peran Kewirsusahaan Dalam Pengembangan Geowisata”
dan “Role of Pentahelix for Sawahlunto City to be Deemed a UNESCO World
Heritage”
Pariwisata Kini
Selama lima tahun berdiri,
Atourin mengalami perkembangan signifikan dengan pengembangan Desa-Desa Wisata
seluruh Indonesia dan juga di Lima Destinasi Super Prioritas yaitu Borobudur di
jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa tenggara
Timur, Danau Toba di Sumatera Utara dan Likupang di Sulawesi Utara.
Tercatat telah ada ratusan
paket wisata dari berbagai Desa Wisata di Indonesia yang bisa dipesan melalui
platform Atourin. Tak hanya memasarkan paket tapi Atourin juga memberikan edukasi agar kita berwisata dengan hijau dan memperhatikan aspek lingkungan agar tetap lestari. Kalian penasaran? Yuk , kita bisa mencobanya langsung ke website Atourin dan mari kita
ramaikan pariwisata Indonesia.
#APA2025-PLM
#SatukanGerakTerusBerdampak
#KitaSATUIndonesia
0 comments:
Post a Comment